P PENGARUH SACCHAROMYCES CEREVISIAE TERHADAP KADAR ETANOL DARI KULIT NANAS SECARA FERMENTASI PENGARUH SACCHAROMYCES CEREVISIAE TERHADAP KADAR ETANOL DARI KULIT NANAS SECARA FERMENTASI
Main Article Content
Abstract
Indonesia sebagai negara yang kaya dengan sumber daya alam memiliki kesempatan yang luas untuk
pengembangan etanol untuk menggantikan sumber energi fosil yang semakin sedikit. Saat ini sudah mulai diproduksi bioethanol dari berbagai bahan baku seperti ampas tebu, singkong, kentang dan sebagainya. Pemerintah juga sudah memperkuat pengembangan bioethanol ini dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti BBM. Bioetanol dapat diproduksi melalui proses fermentasi dari tanaman penghasil karbohidrat dan gula. Salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk pembuatan bioetanol ini adalah kulit nanas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Saccharomyces cerevisiae terhadap kadar etanol. Pada penelitian ini menggunakan tahapan fermentasi selama 7 hari dan 14 hari, distilasi untuk mendapatkan etanol dengan suhu 80oC selama 60 menit serta hidrolisis dengan asam sulfat 75% sebanyak 14 ml suhu 120℃ dan lama pemanasan selama 45 menit. Ekstrak kulit nanas dibagi pada labu erlenmyer masing-masing 200ml diberi Saccharomyces cerevisiae sebanyak 4 gram, 8 gram, 10 gram, 11gram dan 12gram. Dari penelitian didapatkan 10gram Saccharomyces cerevisiae lama fermentasi 7 hari memiliki kadar etanol paling tinggi dari variasi yang lain, yaitu sebesar 3,7778%.
Kata kunci: Kulit Nanas, Saccharomyces cerevisiae, Fermentasi, Etanol, Distilasi.