Analisis Sistem Saluran Tambang Dari Sump Menuju Kolam Pengendapan Lumpur (Kpl) Pada Pit 2 Bulan April 2016, Pt Baturona Adimulya Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
Main Article Content
Abstract
Sistem saluran tambang merupakan hal penting untuk mengalirkan air dalam tambang terbuka, Beberapa parameter yang mempengaruhi sistem saluran yaitu tingginya curah hujan, intensitas hujan dan terpotongnya akuifer di lahan tambang sebagai akibat aktivitas penggalian yang selalu menimbulkan masalah untuk kelancaran kegiatan operasional penambangan.Oleh karena itu diperlukan rancangan saluran tambang yang baik, agar tidak terjadi longsor akibat material yang lunak dan mengakibatkan terhambatnya aliran dari sump menuju ke kolam pengendapan lumpur (KPL) dan tidak menggangu aktivitas penambangan. Bentuk saluran yang digunakan yaitu bentuk trapesium.Dengan bentuk trapesium sangat cocok mengalirkan air secara terus-menerus yang dialirkan oleh pompa dengan curah hujan yang tinggi dan dapat mencegah terjadinya luapan air secara tiba-tiba akibat terjadinya hujan dan agar tidak akan adanya lagi longsoran yang sering terjadi. Debit air limpasan yang harus di tampung oleh sump pit 2 adalah sebesar 8614,8 m3/jam. Debit tersebut berasal dari air hujan dengan intensitas 8.970 mm/jam dan dikurangi debit evapotranspirasi sebesar 26,5193 m3/jam, air yang masuk ke dalam saluran sebesar 2,392 m3/detik, dengan kecepatan aliran 0,177 m/detik. Bentuk saluran yang digunakan yaitu bentuk trapesium. Dimensi saluran yang ada sudah cukup untuk menampung dan mengalirkan air limpasan dan air hujan dengan curah hujan yang tinggi. sedangkan masalah longsoran yang terus terjadi, perawatan yang dilakukan secara berkala oleh dozer dan excavator dan di lakukan pengerasan di bagian dinding saluran yang sering terjadinya longsoran dengan menggunakan kerikil yang berukuran kecil agar tidak terjadi longsoran susulan.